INILAHCOM,
Bogor - Berkunjung ke lokasi wisata edukatif budidaya pertanian dapat menjadi
kegiatan alternatif yang menarik untuk wisatawan domestik dan asing. Saat ini
pengembangan lokasi-lokasi wisata berbasis pertanian ini semakin marak
berkembang di Kabupaten Bogor, Jawa Barat seiring banyaknya potensi-potensi
usaha pertanian, perikanan, dan peternakan oleh masyarakat sekitar.
Selain
dapat mengisi waktu liburan, beberapa lokasi wisata edukatif pertanian juga
menghadirkan pelatihan-pelatihan singkat yang tentunya menambah ilmu dan
wawasan pengunjung. Di antaranya ada Parung Farm, Cilala Mandiri, Jampang Farm,
dan Peternakan Manfish yang menjadi lokasi kunjungan bagi peserta Indonesia
Bangun Desa (IBD).
Sabtu (12/07/14), Peserta IBD ditemani oleh,
penggagas AgroEdu Jampang Community,
berkeliling mengunjungi lokasi-lokasi wisata edukasi pertanian di sekitar Kab.
Bogor.
Peserta
mengawali rangkaian kunjungannya ke Cilala Mandiri yang berlokasi di Desa
Jampang, Kecamatan Kemang. Di lokasi ini, peserta IBD belajar tentang kegiatan
usaha budaya ikan hias dan ikan konsumsi serta pembentukan kelompok tani
(Poktan).
Peserta IBD banyak sharing dengan kelompok tani Cilala Mandiri,
awalnya petani disini budidaya ikan secara sendiri-sendiri, namun akhirnya
bikin kelompok agar bisa maju bersama.
Banyak
ilmu dan manfaat yang didapat oleh anggota kelompok, salah satunya terkait
pemasaran, pada saat tengkulak sering memainkan harga ke petani yang satu
dengan lainnya, dengan berkelompok harga jadi seragam, atau saat petani
membutuhkan indukan, maka bisa disuplai dari petani yang lainnya tambah
Daniella.
Andi
Husyein, Peserta IBD, juga mengatakan kelompok tani ini tergolong berhasil
karena mampu menerapkan sistem yang ada standar keseragaman harga dengan
pemasaran lebih massif.
Poktan
Cil
ala Mandiri telah berdiri selama satu tahun, dan sudah memiliki 33 anggota
dari 60 petani yang ikut budidaya di waduk Desa Cilala. Menurut Daniella
komunitas ini bisa diterima masyarakat karena ada pengaruh yang baik sebelum
dan sesudahnya bagi masyarakat.
Setelah
itu, peserta berkunjung ke Peternakan Sapi Perah, Jampang farm yang berlokasi
100 meter dari Cilala Mandiri. Peserta mempelajari manajemen ternak sapi perah
dan pengolahan susu yang disebut-sebut oleh pemiliknya mengadopsi dari pola
manajemen dari Negara Kincir Angin, Belanda.
Jampang Farm ini memang dibangun secara professional dengan jumlah ternak 200
sapi dan telah menjadi suplier ke Indomilk dan Cimori. Jampang Farm sudah mampu
mengirim ke Cimori sebanyak 1.000 liter susu mentah per 3 hari, ucap peserta
IBD, Vetta Dwinta, dengan antusias.
Menuju
siang hari, Kegiatan berlanjut dengan mengunjungi Parung Farm, pusat produksi
dan pelatihan sayuran organik. Di lokasi ini, peserta IBD mempelajari tentang
teknik-teknik bertani seperti hidroponik, aeroponik, dan tabulampot.
Saat
diwawancarai oleh Humas IBD, Haryo (28 th), pemuda yang pernah magang di Parung
Farm, menjelaskan bahwa hidroponik di Parung Farm pada prinsipnya teknik
menanam tanpa menggunakan media tanah, tapi harus memenuhi beberapa syarat:
kandungan nutrisi harus terpenuhi, EC (konduksi elektrik) nutrien terpenuhi, pH
nutrisi, dan iklim.
Di Parung Farm, iklim bisa direkayasa dengan menggunakan green
house, cara ini kami gunakan untuk melindungi hujan yang dapat
memgubah nutrisi dan mampu melindungi hama. Umumnya tanaman yang diproduksi
disini berupa sayuran berumur pendek, seperti kangkung, bayam, selada, tomat.
Sudibyo Karsono (81 th) merupakan pemilik Parung Farm yang telah
didirikan sejak 1998. Sudibyo mengaku basic-nya bukanlah
dari pertanian, melainkan fokus pada bidang listrik dan perangkatnya, namun
ketertarikan dengan dunia hidroponiklah yang membuatnya membangun Parung Farm
ini.
Awalnya
masih percobaan, semua tanaman dicoba menggunakan hidroponik, saat ini kami
sudah mampu memproduksi sayuran yang disuplai ke indusri seperti, Giant,
Carefour, SOGO, dan lainnya
Saat
ini Parung Farm telah memiliki luas lahan 3,5 ha dan sebagian ada di Cianjur.
Tanaman yang dikembangkan berupa tanaman hidroponik dan organik.
Pak
Sudibyo berpesan kepada peserta IBD bahwa anak muda masih jarang tertarik
dengan pertanian karena sulitnya tanah, lebih besar modal yang dibutuhkan dan
terkendala dengan banyak hal, sehingga pemain minim di pertanian, tapi kalau
kita mengetahuinya, keuntungan di bidang pertanian ini sangat besar.
Sebagai
kegiatan penutup, peserta IBD diajak Daniella mengunjungi Peternakan Manfish
Tricolor Kahuripan. Di Peternakan ini, peserta mempelajari tentang budidaya
ikan Manfish dan Lele Dumbo. Dari Peternakan ini peserta bisa mengetahui mulai
dari pola pendederan ikan Manfish sampai ke pemasarannya. [*]